Mungkin sudah sering mendengar istilah kata baku dan tidak baku baik di lingkungan masyarakat, sekolah, maupun pendidikan. Berikut ini kita akan membahasnya:
Pengertian kata baku adalah kata yang sudah sesuai memenuhi kaidah bahasa dan ejaan dan berpatokan dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Umumnya sering digunakan seseorang untuk penyampaian yang resmi baik tulisan maupun dalam menyampaikan pendapat. Membuat kalimat baku tidaklah perlu melihat kata baku yang terdapat di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kalimat baku sering digunakan untuk menyampaikan di forum resmi, guru mengajar di kelas, dan penyampaian pidato.
Umumnya kata baku sering digunakan untuk:
- Penyusunan karya ilmiah
- Membuat surat lamaran pekerjaan
- Membuat surat dinas, edaran dan surat resmi
- Membuat laporan kegiatan; baik laporan pekerjaan, sekolah, dan kuliyah
- Berpidato dan rapat dinas
- Musyawarah desa atau berdiskusi
- Guru disaat menyampaikan pembelajaran di kelas
Sedangkan kata tidak baku adalah kata yang sering digunakan tanpa melihat kaidah bahasa ataupun ejaan yang sesuai KBBI. Kata Tidak baku sering digunakan saat percakapan sehari-hari dalam bahasa tutur. Pemicu ketidakbakuan kata bukan ditimbulkan salah penulisan, akan tetapi disebabkan pengucapan dan selalu muncul dalam percakapan sehari-hari.
- Penggunaan kata yang salah namun tidak diperbaiki.
- Terpengaruh oleh orang-orang disekitar yang terbiasa menggunakan bahasa tidak baku.
- Sudah terbiasa menggunakan kata tidak baku dalam sehari-hari.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam kalimat baku yaitu:
Logis
Kalimat bisa dikatan logis apabila bisa diterima dengan akal pikir yang sehat. Banyak kalimat dalam keseharian yang digunakan, namun kalimat tersebut bukan dikatakan baku jika tidak logis.
Contoh:
- Bagi siswa yang menghidupkan komputer untuk dimatikan!
- Bagi siswa yang menghidupkan komputer untuk mematikan komputernya.
Hemat
Kalimat bisa dikatakan baku jika tidak terdapat pemborosan kata.
Contoh:
- Masyarakat yang mendapatkan bantuan dari pemerintah saling berdesak-desakan untuk menunggu antrian. Kalimat tersebut terdapat pemborosan pada kata “saling” dan “ berdesak-desakan”.
- Masyarakat yang mendapatkan bantuan dari pemerintah saling berdesakan untuk menunggu antrian.
Padu
Hubungan antar kalimat harus singkron agar tidak menimbulkan salah persepsi atau rancu.
Contoh:
- Dari data yang didapat menunjukkan bahwa kenaikan angka Dolar mengakibatkan inflasi bagi rakyat kecil. Kalimat tersebut tidak memiliki unsur subjek.
- Kenaikan angka Dolar mengakibatkan inflasi bagi rakyat kecil.
Kalimat baku misalnya: Abjad, Aktif, Aktivitas, Andal, Hakikat, Herarki, Ijazah, Miliar,Modern, Pikir, Teladan, Telanjur, Yudikatif, Ubah, Zaman, Peduli, Paham, Objektif, Nasihat.
Kalimat tidak bakunya: Abjat, Aktip, Aktifitas, Handal, Hakekat, Hirarki, Ijasah, Milyar, Moderen, Fikir, Tauladan, Terlanjur, Yudikatip, Rubah, Jaman, Perduli, Faham, Obyektif, Nasehat.
Contoh kalimat baku dan tidak baku:
- Andi membeli mie goreng di warung. (Baku)
Andi beli mie goreng di warung. (Tidak baku)
- Mereka saling mendorong. (Baku)
Mereka saling dorong. (Tidak baku)
- Ayah sudah menerima gajih bulan ini.(Baku)
Ayah sudah terima gajih bulan ini.(Tidak baku)
- Semua calon mahasiswa baru dipersilahkan memasuki GSG.(Baku)
Semua calon mahasiswa baru dipersilahkan masuk GSG. (Tidak baku)
- Para pengunjung Mall yang mengendarai sepeda motor untuk menunjukkan STNK.(Baku)
Pengunjung Mall yang mengendarai sepeda motor untuk tunjukkan STNK. (Tidak baku)
Labels:
Kalimat
Thanks for reading Pengertian dan Contoh kata baku dan tidak baku Bahasa Indonesia. Please share...!
0 Comment for "Pengertian dan Contoh kata baku dan tidak baku Bahasa Indonesia"