Sebuah patung biasanya terbuat dari pahatan maupun ukiran yang indah. Begitu juga dengan patung bernama sigale-gale ini. Patung ini terpampang indah di daerah Sumatera Utara. Bila di luar negeri terdapat cerita mengenai boneka pinokio yang dibuat oleh seorang seniman, yang mana kemudian boneka tersebut dapat hidup layakanya manusia biasa. Begitu juga halnya dengan patung sigale-gale ini. Patung kayu ini banyak dijumpai di daerah danau toba tepatnya disekitaran daerah tomok. Aksi yang dipertunjukkan oleh sigale-gale ini amat mampu menarik para pengunjung.
Sumatera Utara sendiri merupakan salah satu provinsi yang dianugerahi akan alam yang indah. Salah satu danau terindah yang dimiliki oleh Negara ini ada terdapat di daerah Sumatera Utara. Danau tersebut adalah Danau Toba. Dimana keindahan akan danau ini sudah diakui banyak oleh pengunjung, termasuk juga diakui oleh dunia. Di danau ini teradapat sebuah pulau yang berada tepat di tengah-tengah. Pulau tersebut dinamakan Pulau Samosir. Selain keindahan alam, pulau ini juga menyimpan akan sejuta misteri termasuk juga misteri tentang keberadaan patung sigale-gale.
Bagi pengunjung yang sudah pernah datang dan singgah ke pulau ini tentu akan mengetahui apa itu sigale-gale. Penampilan yang disajikan oleh patung ini begitu unik dan menyimpan banyak misteri. Bila zaman dahulu patung ini dapat menangis serta melakukan tarian layakanya seorang manusia. Sigale-gale berasal dari bahasa batak yaitu “gale” yandi berarti adalah gemulai atau lemas. Tarian dan gerakan yang lemas luwes dan gemulai yang dipertunjukan oleh sigale-gale inilah yang membuat patung tersebut dinamakan dengan sebutan sigale-gale. Sering kali pengunjung yang datang dibuat terhibur dengan sajian sigale-gale ini, terlebih lagi pengunjung yang berasal dari luar negeri.
Di zama dulu, patung ini terlihat banyak dijumpai pada acara pemakaman atau upacara kematian orang bersuku Batak. Dimana acara tersebut diperuntukkan seseorang bersuku Batak yang meninggal dunia tanpa memiliki garis keturunan. Masyarakat adat Batak sendiri dikenal dengan suku patrilineal, yang mana suku ini digariskan dari keturunan garis pria. Dan kita sudah tahu tentunya bahwa orang Batak memiliki marga di belakang namanya. Dan apabila seorang yang bersuku Batak tidak memiliki keturunan terlebih lagi keturunan pria tentunya ini adalah hal yang tidak diinginkan. Karena hal tersebut keturunannya akan sampai sebatas di dirinya saja.
Dan jika ada seorang bersuku Batak yang tak memiliki keturunan sampai akhir hayatnya maka orang tersebut akan dilakukan upacara kematian sigale-sigale. Segala harta yang dimiliki orang ini semasa hidupnya akan dihabiskan untuk mengadakan upacara kematian. Dan taka da satupun pihak yang berani untuk mengambil harta tersebut, karena dikhawatirkan akan berimbas yang sama kepada dirinya kelak, tidak memiliki keturunan sampai akhir hayat.
Dalam legenda atau cerita rakyat masyarakat Batak, sigale-gale ini adalah anak kesayangan semata wayang seorang raja tersohor kala itu. Namun karena mengalami sakit anak ini pun akhirnya meninggal. Raja yang terkenal ini pun bersedih dan berduka akan kepergian anak semata wayangnya untuk selamanya. Lalu ia pun meluapkan kesedihannya tersebut dengan mengukir dan membuat patung yang menyerupai wajah puteranya. Dan kemudian dipanggillah para tabib dan datu kerajaan untuk bermaksud memanggila arwah anaknya (sigale-gale) yang telah meninggal tersebut. Kemudian arwah tadi dimasukkan ke patung yang telah dibuat oleh sang raja tadi. Alhasil setelah arwah tadi dimasukkan, ajaibnya patung ini dapat melakukan tarian. Selama tujuh hari lamanya patung ini melakukan tari-tarian tanpa henti. Namun di hari kedelapan, tarian pun berhenti. Namun hingga kini patung asli dari sigale-gale ini taka da yang mengetahui dimana rimbanya. Hal ini pun seakan mengisyaratkan bila patung kayu ini menjadi misteri. Semua patung sigale-gale yang ada di daerah Samosir ini kesemuanya adalah sebuah replica.
Dimana bila kita melihat patung replica yang ada di Samosir ini mampu menari dikarenakan dikomandoi oleh seorang dalang yang berada di belakangnya yang berjumlah kurang lebih sebanyak 3 orang dalang. Dimana posisi dalang ini berada tepat di belakang (dalam bahasa batak disebut di pudi) patung sigale-gale. Sambil menarik-narik juluran tali dalang ini pun menggerak-gerakkan sigale-gale untuk menari.
Uniknya di zaman dahulu tali temali yang berada menjulur di belakang patung kayu sigale-gale ini tidak ada. Oleh karenanya patung kayu ini di zaman dahulu mampu bergerak dan menari dikarenakan ada kekuatan gaib dan magic yang dimiliki oleh seorang dalangnya. Memang di zaman dulu, tak bisa sembarangan orang untuk menjadi dalang sigale-gale. Hal ini disebabkan karena dalang tersebut harus memiliki kekuatan magic atau gaib. Yang mana kekuatan tersebut harus mampu menggerakkan sigale-gale tanpa menggunakan bantuan juluran tali.
Cerita unik dan misitis lainnya yang ada di patung ini adalah bagaimana cara membuat patung tersebut. Dimana banyak pihak menyatakan bahwa seseorang yang membuat patung ini akan mati menjadi tumbal. Setelah sang pembuat berhasil menyelesaikan ukiran patung sigale-gale, maka sang pembuat akan meninggal. Dikarenakan inilah patung sigale-gale ini hanya dibuat dalam jumlah sedikit dan terbatas.
Thanks for reading Cerita Mistik tentang Patung Kayu Bernama Sigale-Gale (Sebuah Patung Yang Mampu Menari). Please share...!
0 Comment for "Cerita Mistik tentang Patung Kayu Bernama Sigale-Gale (Sebuah Patung Yang Mampu Menari)"