Tahukah Ayah dan Bunda bahwa 2 x 7 tidak sama dengan 7  x 2? Tunggu dulu, jangan cepat terpancing untuk berkomentar. Dalam ilmu  matematika, siapapun bahkan anak yang baru duduk di bangku Sekolah  Dasar (SD) sekali pun tahu bahwa  2 x 7  sama dengan 14. Begitu juga  dengan 7 x 2 akan memberikan nilai yang sama. Semua orang pasti setuju  akan hal ini karena dapat dibuktikan kebenarannya secara matematis.  Sebenarnya apa itu perkalian? Perkalian dapat diartikan sebagai sebuah  operasi matematika yang menskalakan satu bilangan dengan bilangan lain.  Operasi ini adalah salah satu dari empat operasi dasar di dalam  aritmatika, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.Makna  dan proses perkalian
Tahukah Ayah dan Bunda makna yang terkandung pada  operasi perkalian tersebut? Secara sederhana, perkalian pada dasarnya  merupakan operasi penjumlahan yang dilakukan secara berulang, itu  sebabnya dikatakan diawal bahwa perkalian merupakan operasi yang  menskalakan satu bilangan dengan bilangan lain. Artinya, perkalian  adalah penjumlah sebuah bilangan sebanyak bilangan yang ada di depannya.  Sehingga 2 x 7 sama artinya dengan menjumlahkan angka 7 sebanyak 2  kali, atau 7 + 7 = 14. Sedangkan 7 x 2 artinya menjumlahkan angka 2  sebanyak 7 kali atau ditulis 2 + 2 + 2 + 2 + … + 2  sebanyak 7 kali yang  juga memberikan hasil akhir 14. Jika dilihat dari segi hasil maka jelas  akan memberi jawaban yang sama yaitu 14.
Perbedaan 2 x 7 dan 7 x 2 dalam proses belajar
Lalu di mana letak perbedaannya? Secara matematis 2 x  7 dan 7 x 2 memberikan hasil yang sama, namun jika diimplementasikan  pada kehidupan sehari-hari sangat jauh berbeda dalam segi proses maupun  dari hasil akhir yang diperoleh. Mari kita maknai operasi 2 x 7 dan 7 x 2  kembali. Sebagai ilustrasi, jika Ayah dan Bunda menjadwalkan si buah  hati belajar 2 x 7 jam seminggu diluar waktu di sekolah maka artinya  orang tua  menuntut anak belajar selama 7 jam sebanyak 2 kali dalam  seminggu. 
Sedangkan jika instruksi diubah menjadi 7 x 2 jam  dalam seminggu maka dalam pelaksanaannya anak akan belajar selama 2 jam  sebanyak 7 kali dalam seminggu. Dilihat dari segi kuantitas jam yang  dilakukan untuk belajar memang sama yaitu 14 jam tetapi sangat berbeda  dari hasil dan kualitas yang diperoleh. Tidak jarang orang tua  menerapkan rumus 2 x 7 pada anak saat mempersiapkan diri dalam  menghadapi ujian sehingga hasil yang diperoleh tidak memuaskan. Rumus 2 x  7 inilah yang dikenal oleh banyak orang sebagai sistem kebut semalam.
7 x 2 lebih baik daripada 2 x 7 dalam proses belajar
Anak-anak yang sehat dan mempunyai prestasi gemilang  di berbagai hal yang ditekuninya tentu menjadi idaman setiap orang tua.  Apapun itu bidangnya, baik pada pendidikan formal maupun non-formal pada  kegiatan ekstrakurikuler seperti musik dan olahraga, orang tua pasti  menginginkan hasil yang terbaik dan membanggakan. Mungkinkah? Tentu  mungkin jika Ayah dan Bunda dapat mengarahkan si buah hati melalui  penanganan yang tepat, salah satunya dengan menerapkan rumus 7 x 2 lebih  baik daripada 2 x 7 pada proses belajar mereka. Dalam proses belajar 7 x  2 akan memberikan kualitas yang lebih baik daripada proses belajar 2 x  7. Apa yang membedakan hasil dan kualitas dari proses 2 x 7 dan 7 x 2  dalam proses pembelajaran sehari-hari? 
Otak manusia mempunyai masa efektif yang terbatas  untuk belajar. Tidak banyak orang yang mampu belajar secara terus  menerus dalam waktu yang lama, namun jika mungkin dilakukan maka  hasilnya tidak akan maksimal. Salah satu penelitian menyebutkan bahwa  otak manusia hanya dapat berkonsentrasi dalam belajar hanya selama 10 –  15 menit saja. Setelahnya kita memerlukan sedikit istirahat dan  pengalihan perhatian untuk kemudian dapat berkonsentrasi kembali.  Mungkin ketika Ayah dan Bunda masih mengenakan seragam dan duduk di  bangku sekolah pernah mengalami kejadian ketika telah belajar berjam-jam  lamanya di malam sebelum ujian tetapi pada keesokan hari tidak dapat  mengingat apa yang dipelajari sebelumnya.
Pengulangan pada proses 7 x 2 dalam belajar mentransfer informasi pada memori jangka panjang
Jika kita pernah mengalami durasi ingatan terhadap  sesuatu hanya sesaat maka hal ini menandakan bahwa informasi yang  diserap hanya diproses oleh otak pada memori jangka pendek  (short term  memory) saja. Informasi yang diproses otak pada memori jangka pendek  hanya mampu bertahan selama 3 sampai 5 jam saja atau bahkan dapat lebih  singkat. Hal ini yang terjadi ketika sebuah proses pembelajaran  dilakukan dengan rumus 2 x 7, informasi yang masuk cenderung hanya  diproses otak pada memori jangka pendek saja. Itu juga sebabnya banyak  siswa yang mengeluhkan kenapa setelah ujian selesai semua mendadak lupa  dan tidak dapat mengingat apa yang telah dipelajari. 
Sedangkan rumus 7 x 2 yang membuat kita melakukan  sesuatu lebih sering membuat perlahan-lahan informasi yang tadi hanya  berada di memori jangka pendek diteruskan pada memori jangka panjang  (long term memory). Jika sebuah informasi telah sampai pada memori  jangka panjang maka informasi tersebut akan mengendap pada di otak dan  cenderung tidak akan hilang bahkan dalam jangka waktu yang lama sampai  otak memerintahkan untuk dihapus.
Sedangkan untuk kegiatan yang membutuhkan keterampilan tertentu, kita sering mendengar istilah practice makes perfect.  Istilah yang sangat populer ini juga sangat cocok dikaitkan dengan  rumus 7 X 2. Dalam kegiatan ekstrakuriluler seperti bermusik dan berolah  raga dibutuhkan latihan berulang. Kegiatan seperti bermain musik,  berolah raga, bersepeda, atau mengemudi merupakan sebuah keterampilan  yang dengan proses pengulangan akan membuatnya mengendap pada memori  jangka panjang dan dapat dipanggil kapan saja. Hal ini yang menyebabkan  sekali seseorang mampu memainkan alat musik tertentu seperti piano dan  gitar, berenang atau bermain sepeda maka tidak akan lupa bagaimana cara  melakukannya lagi.
Rumus 7 x 2 memberikan kesan lebih menyenangkan pada proses belajar
Rumus 7 x 2 pun akan terasa sangat efektif dalam  sebuah proses pembelajaran dibandingkan dengan 2 x 7 karena durasi  belajar tidak terlalu lama sehingga otak masih dapat berkonsentrasi. Hal  ini akan membuat suasana belajar lebih menyenangkan. Berbeda dengan  kondisi belajar yang dipaksakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Otak  yang telah lelah namun tetap dipaksakan hanya akan menimbulkan stres  yang tinggi dan menghambat informasi yang masuk ke otak. 
Namun sebaliknya, tingkat stes yang rendah akan  membawa otak berada dalam keadaan nyaman sehingga tubuh lebih rileks  menghadapi suatu proses pembelajaran. Semakin kondisi tubuh dalam  keadaan nyaman dan rileks maka semakin mudah informasi diserap otak.  Semakin tinggi tingkat stres saat proses belajar maka semakin otak  mengkategorikan informasi yang akan masuk sebagai sesuatu yang tidak  menarik sehingga langsung dilupakan.
0 Comment for "Misteri Dibalik Perkalian | Ardi Edukasi"